Meniup makanan
atau minuman ketika masih panas agar dapat segera dimakan adalah
sesuatu yang sangat umum dilakukan oleh masyarakat. Alasan lain agar
gigi tidak mudah rusak karena makanan panas. Orang tua kita atau
orang disekitar kita juga sering menganjurkan hal ini bukan?
Tahukah kamu,
bahwa meniup makanan atau minuman panas sebelum makan itu tidak
dianjurkan oleh Rosul. Bukan hanya itu, Jika dilihat dari sisi
kesehatan, meniup makanan sebelum makan juga merupakan sesuatu
yang tidak baik bahkan bisa berbahaya.
Hadist Larangan Meniup Makanan Minuman Panas
Dalam
Hadits Ibnu Abbas menuturkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi
wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”.
(HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Dari
Asma binti Abu Bakr, sesunguhnya beliau jika beliau membuat roti
tsarid wadahnya beliau ditutupi sampai panasnya hilang kemudian
beliau mengatakan, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas itu
lebih besar berkahnya”. [HR Hakim no 7124. Hakim mengatakan,
“Hadits sahih sesuai dengan kriteria Muslim”. Pernyataan beliau
ini disetujui oleh adz Dzahabi. Hadits di atas dimasukkan oleh al
Albani dalam Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 no hadits 392].
Dalam Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 hal 748, al Albani mengatakan, “Terdapat riwayat yang sahih dari Abu Hurairah, beliau mengatakan “Makanan itu belum boleh dinikmati sehingga asap panasnya hilang”. Diriwayatkan oleh al Baihaqi dengan sanad yang sahih sebagaimana kujelaskan dalam Irwa’ Ghalil no 2038”.
Dari beberapa hadits di atas jelas menyatakan bahwa meniup makanan panas dan memakan makanan panas tidak dianjurkan oleh Rosulullah SAW.
Lalu bagaimana
penjelasan bahaya meniup makanan atau minuman dari sisi kesehatan ?
Silahkan simak penjelasannya di bawah ini yang disandur dari
forum kompas
Penjelasan Bahaya Meniup Makanan dan Minuman Panas
Semua yang
telah mengenyam bangku sekolah pasti memahami, manusia bernapas
menghirup oksigen atau O2, dan menghembuskan karbondioksida atau CO2.
Ketika kita meniup makanan, tentunya yang kita keluarkan adalah gas
CO2. Sementara itu makanan panas tadi masih mengeluarkan uap air
(H2O). Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan
karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid)
yang bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3Perlu kita tahu bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut:
CO2 + H20 HCO3- + H+
Tubuh
menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam
basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah
suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH
darah.
Sedangkan
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung
basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan
meningkatnya pH darah.
Kembali lagi ke
permasalahan awal, dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari
mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan
menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman
dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah
kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah
menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.
Seiring dengan
menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah
dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya,
ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme
tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan
terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan
memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar
biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila
asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan
syok, koma dan bahkan kematian.
Dampak
meniup makanan panas
sebelum makan ternyata mengerikan juga ya, jadi lebih baik tunggu
makanan sampai dingin ketika ingin memakannya. Dan Alhamdulillah bagi
kita yang masih selamat meskipun sering meniup makanan panas sebelum
makan. Mari kita ikuti Sunah Rasul SAW agar selamat dunia akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar